LATIHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
dan Tujuan Pelatihan dan Pengembangan
Pelatihan dan pengembangan dapat
didefinisikan sebagai usaha yang terencana dari organisasi untuk meningkatkan
pengetahuan, keterampilan dan kemampuan pegawai. Tetapi, pelatihan dan
pengembangan secara konseptual dapat juga mengubah sikap pegawai terhadap pekerjaan.
Hal ini disebabkan karena pemahaman pegawai terhadap pekerjaannya juga berubah,
karena sikap seseorang memiliki elemen-elemen kognitif yaitu keyakinan dan
pengetahuan seseorang terhadap suatu obyek, afeksi yaitu perasaan seseorang
terhadap obyek tersebut sebagai akibat dari pengetahuan dan keyakinannya, dan
kecenderungan tindakan terhadap obyek tersebut, sehingga pengetahuan yang
diperoleh akan dapat mengubah sikap seseorang. Akan tetapi, pelatihan dapat
juga dilakukan secara khusus untuk mengubah sikap pegawai dalam upaya
meningkatkan kepuasan dan motivasi kerja bilamana dibutuhkan.
Pelatihan dan pengembangan merupakan dua
konsep yang sama, yaitu untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan
kemampuan. Tetapi, dilihat dari tujuannya, umumnya kedua konsep tersebut dapat
dibedakan. Pelatihan lebih ditekankan pada peningkatan kemampuan untuk
melakukan pekerjaan yang spesifik pada saat ini, dan pengembangan lebih
ditekankan pada peningkatan pengetahuan untuk melakukan pekerjan pada masa yang
akan datang, yang dilakukan melalui pendekatan yang terintegrasi dengan
kegiatan lain untuk mengubah perilaku kerja.
Terdapat
beberapa alas an mengapa pelatihan harus dilakukan atau menjadi bagian yang
sangat penting dari kegiatan manajemen sumber daya manusia, diantaranya dan
mungkin yang terpenting adalah:
a.
Pegawai
yang baru direkrut sering kali belum memahami secara benar bagaimana melakukan
pekerjaan.
b.
Perubahan-perubahan
dalam lingkungan kerja dan tenaga kerja. Perubahan-perubahan di sini meliputi
perubahan-perubahan dalam teknologi proses seperti munculnya teknologi baru
atau munculnya metode kerja baru, di mana perusahaan secara proaktif harus
menyesuaikan keterampilan pegawainya untuk dapat menggunakan teknologi tersebut
untuk menghindari keusangan pegawai. Perubahan dalam tenaga kerja seperti
semakin beragamnya tenaga kerja yang memiliki latarbelakang keahlian, nilai,
dan sikap yang berbeda yang memerlukan pelatihan untuk menyamakan sikap dan
perilaku mereka terhadap pekerjaan.
c.
Meningkatkan
daya saing perusahaan dan memperbaiki produktivitas. Sebagaimana dipahami pada
saat ini, daya saing perusahaan tidak bisa lagi hanya mengandalkan aset berupa
modal yang dimiliki sebab modal bukan lagi kekuatan daya saing yang langgeng,
dan sumber daya manusia merupakan elemen yang paling penting untuk meningkatkan
daya saing sebab sumber daya manusia merupakan aspek penentu utama daya saing
yang langgeng.
Secara
lebih rinci, William B. Werther, Jr. dan Keith Davis mengemukakan manfaat
pelatihan dan pengembangan, baik untuk organisasi maupun untuk pegawai itu
sendiri. Keuntungan untuk
organisasi
adalah meningkatkan kemampuan organisasi untuk memperoleh keuntungan dan atau
sikap yang positif terhadap orientasi keuntungan.
a.
Memperbaiki
moral tenaga kerja.
b.
Membantu
pegawai mengidentifikasi tujuan organisasi.
c.
Membantu
menciptakan citra perusahaan yang lebih baik.
d.
Meningkatkan
keotentikan, keterbukaan, dan kejujuran.
e.
Memperbaiki
hubungan antara atasan dan bawahan.
f.
Memberikan
informasi untuk kebutuhan masa depan di semua bidang organisasi.
g.
Meningkatkan
efektivitas proses pengambilan keputusan pemecahan masalah.
2.2 Kapan
pelatihan diperlukan ?
Pelatihan diperlukan pada saat memasuki
lapangan pekerjaan. Pelatihan sumber daya manusia menjadi kemestian bagi setiap
organisasi maupun lembaga, karena penempatan sumber daya manusia secara
langsung tanpa pembekalan atau pelatihan dalam pekerjaan tidak menjamin mereka
akan berhasil. Pelatihan biasanya selalu digandengkan dengan pengembangan.
Namun, pengembangan lebih terfokus pada peningkatan kemampuan dalam pengambilan
keputusan dan memperluas hubungan manusia.
2.3 Jenis
Program Pelatihan dan Pengembangan
Program-program dalam pelatihan dan
pengembangan diciptakan untuk dirancang untuk meningkatkan mutu serta kualitas
perusahaan, instansi baik negeri maupun swasta, maupun dalam bidang pendidikan.
Pada lingkup perusahan besar karyawan memiliki porsi yang paling besar untuk
menentukan suatu perusahaan tersebut bisa berkembang atau tidak. Pengembangan
bertujuan untuk meningkatkan tingkat produktivitas kerja dalam melakukan
memberikan peluang untuk berkembang, serta meningkatkan potensi karyawan.
Biasanya untuk mengurangi masalah serta kendala beberapa pemimpin menggunakan
beberapa cara untuk melakukan pelatihan dan pengembangan antara lain:
a.
On
the job training
b.
Off
the job training
Kedua program pelatihan dan pengembangan di
atas masing-masing kategori mempunyai tujuan dalam hal pengajaran, attitude,
pengetahuan dan keahlian yang berbeda. Untuk melakukan salah satu program bisa
dengan beberapa teknik. Pada saat ini yang sering di gunakan adalah metode on
the job training merupakan metode latihan yang paling banyak digunakan. Para
karyawan bisa belajar langsung dari atasannya atau dari karyawan lain yang
mempunyai pengalaman lebih. Beberapa cara yang digunakan antara lain:
1)
Rotasi Jabatan
Suatu
cara yang digunakan dengan melakukan pergantian atau rolling karyawan dari
divisi satu ke divisi yang lainnya. Waktu yang dibutuhkan bisa dalam mingguan,
bulanan ataupun tahunan. Hal ini dilakukan agar para karyawan siap menghadapi
segala macam kemungkinan, tantangan baru, serta masalah baru beserta solusinya.
2)
Latihan Intruksi Pekerjaan
Latihan
intruksi pekerjaan adalah latihan dengan memberikan petunjuk-petunjuk pekerjaan
secara langsung pada pekerjaan dan terutama digunakan untuk melatih para
karyawan tentang cara-cara pelaksanaan pekerjaan saat ini.
3)
Magang
Magang
kerja adalah kegiatan yang dilakukan baik dalam suatu perusahaan sendiri atau
perusahaan yang lain. Magang yang dilakukan di dalam perusahaan biasanya dengan
lintas divisi dan dalam kurun waktu tertentu.
2.4 Orientasi
pekerja baru
Orientasi adalah aktivitas yang menyangkut
pengenalan individu terhadap organisasi, menyediakan landasan baru bagi
karyawan baru agar mulai berfungsi secara efektif dan menyenangkan pada
pekerjaan yang baru.
Orientasi
karyawan baru mempunyai beberapa tujuan, yaitu :
1.
Untuk
mempelajari prosedur/mekanisme pekerjaan
2.
Penjalinan
hubungan dengan atasan dan bawahan serta sesama karyawan
3.
Memberikan
karyawan perasaan memiliki dengan memperlihatkan bagaimana pekerjaan mereka
sejalan dengan keseluruhan organisasi
4.
Mengurangi
jumlah stres dan kegelisahan yang dialami karyawan baru
5.
Mengurangi
biaya start-up
JENIS
ORIENTASI
1.
Induksi
yaitu tahap awal pada karyawan baru mempelajari apa yang akan dilakukan, kepada
siapa harus bekerja sama, berkoordinasi dan di mana tempat meminta bantuan, apa
dan bagaimana peraturan yang harus dijalankan, kebijakan, dan prosedur penting,
dan seterusnya.
2.
sosialisasi
yaitu yang berjangka lebih panjang dimana karyawan baru mempelajari budaya
perusahaan, norma-norma sistem nilai, dan pola perilaku yang disyaratkan oleh
organisasi dan kelompok.
2.5 Tahap-tahap
pelatihan
1.
ORIENTATION (Orientasi)
Tujuan
dari orientasi adalah agar karyawan baru dapat mengetahui dan memahami
informasi dari latar belakang perusahaan dan produksi.
Isi
daripada orientasi antara lain :
•
Informasi
tentang benefit atau keuntungan yang akan didapatkan oleh karyawan
•
Pekerjaan
dan hal-hal rutin
•
Struktur
organisasi perusahaan dan operasionalnya
•
Kebijakkan
perusahaan dan slogan-slogan perusahaan tentang kualitas, lingkungan, visi dan
misi perusahaan
•
Sistem-sistem
yang ada dalam perusahaan (ISO, SMK3, TS, ROHS, GREEN PARTNER)
•
Peraturan-peraturan
dan disiplin perusahaan
•
Keamananan
dan keselamatan kerja dalam pekerjaan
•
Pengenalan
fasilitas perusahaan
Hal-
hal penting yang harus dilakukan untuk karyawan baru agar proses orientasi
dapat berhasil dengan baik :
•
Membuat
mereka merasa di terima dan nyaman
•
Membantu
mereka memahami perusahaan/produksi dalam arti yang luas
•
Menjelaskan
kepada mereka apa yang akan diharapkan oleh perusahaan dalam hal pekerjaan dan
perilaku mereka.
2.
TRAINING PROCESS (Proses Pelatihan)
Training
atau pelatihan adalah suatu proses mengajar kepada karyawan untuk mendapatkan
kemampuan dasar (basic skill) yang diperlukannya dalam mengerjakan tugas atau
pekerjaan mereka.
Terdapat
lima proses yang harus dilakukan dalam menyediakan materi training :
•
Menganalisis kebutuhan
identifikasikan
kebutuhan pelatihan dan identifikasi tujuan dan kriteria pelatihan
•
Merancang Instruksi pelatihan
Membuat
konten training program seperti jadwal training, manual bahan training, bahan
untuk ujian
•
Validasi
Presentasikan
terlebih dahulu konten training program tersebut kepada group yang kecil untuk
mengetahui apakah penyajian Materi training cocok dan valid (melakukan
percobaan atau try out)
•
Implementasikan program Training
Lakukan
training aktual kepada karyawan baru yang ditargetkan.
•
Evaluasi
Lakukan
penilaian terhadap program training apakah berhasil atau gagal
Berikut
ini beberapa cara untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam training :
•
Usahakan untuk membuat kesamaan di situasi training/pelatihan dan situasi
pekerjaan yang sebenarnya.
•
Menyediakan Praktek yang memadai.
•
Berikan label atau mengidentifikasi setiap fitur dari mesin atau langkah dalam
proses.
•
Memberikan arahan kepada peserta training / pelatihan untuk memperhatikan aspek
penting dari pekerjaan.
•
Menyediakan informasi agar peserta training /pelatihan memiliki persiapan yang
cukup saat mereka mengerjakan tugas/pekerjaan yang nyata.
Contohnya
pada perusahaan yang bergerak di bidang Manufakturing Perangkat Elektronik,
materi-materi umum dan dasar training yang diperlukan disiapkan dalam produksi
perakitan elektronik antara lain :
•
Pengenalan Komponen atau material dalam produksi
•
Soldering skill
•
Screwing skill
•
Pengenalan ESD
•
Pengenalan mesin-mesin di produksi dan cara mengoperasikannya
Setelah
melakukan program training, untuk mengetahui apakah Karyawan baru tersebut siap
dan memenuhi standar dasar (basic standard) yang dibutuhkan oleh pekerjaannya,
maka akan dilakukan ujian baik teori maupun praktek.
3.
On the Job Training (OJT)
OJT
(On the Job Training) adalah salah satu metode training dengan mengajarkan
karyawan baru tersebut di pekerjaan yang sebenarnya.
Langkah-langkah
dalan OJT :
1.
Mempersiapkan
Karyawan baru yang akan dilatih.
2.
Mempersiapkan
Pekerjaan yang akan dilakukan oleh karyawan baru tersebut
3.
Lakukan
percobaan untuk melakukan pekerjaan
•
Ajarkan dan terangkan langkah demi langkah dengan pelan-pelan
•
Lakukan perbaikan jika terjadi kesalahan
•
Jalankan pekerjaanya seperti biasa
•
Jangan membiarkan karyawan baru tersebut melakukan pekerjaannya sendiri.
4.
Follow up
•
Identifikasikan Karyawan mana yang perlu bantuan
•
Perbaiki kesalahan mereka sebelum menjadi suatu kebiasaan
•
Kurangi pengawasan secara bertahap, periksa hasilnya (kualitas dan kuantitas)
dari waktu ke waktu.
•
Pujilah mereka bagi yang telah melakukan pekerjaan dengan baik.
•
Mendorong mereka untuk melakukan pekerjaan supaya mencapai standar kualitas dan
kuantitas.
2.6 Pelatihan
formal dan non formal
a.Pelatihan
Formal
Pelatihan
formal adalah pelatihan yang dilaksanakan secara formal (resmi) oleh organisasi
atau perusahaan untuk para karyawan. Pelatihan jenis ini biasanya dilakukan
secara teratur, terjadwal dengan mengacu pada kurikulum-silabus yang sudah ada.
Kurikulum silabus disusun berdasarkan kebutuhan pelatihan yang sudah dikaji
sebelumnya, sehingga materi pelatihan itu benar-benar
berkaitan
dan dapat meningkatkan kemampuan pelaksanaan pekerjaan sehari-hari karyawan.
Metode
pelatihan formal :
a.
Belajar
mandiri
b.
Metode
belajar dikelas/ceramah
c.
Pelatihan
ditempat kerja ( on the job training)
d.
Unjuk
kerja
e.
Simulasi
f.
Sistem
magang
g.
Pelatihan
vestibule
h.
Bermain
peran
i.
Telaah
kasus
j.
Pelatihan
laboratorium
b.Pelatihan
Non Formal
Pelatihan
nonformal adalah pelatihan yang diadakan untuk melengkapi pelatihan formal.
Pelatihan formal tidak selalu dapat dilakukan, karna ia memerlukan biaya yang
besar, waktu yang lama, dan tenaga kerja yang harus dibayar mahal dan
sebagainya. Salah satu jenis pelatihan nonformal disebut Built In training (BIT
) atau pelatihan melekat merupakan pelatihan yang berkesinambungan dan melekat
dengan tugas setiap atasan, untuk meningkatkan kemampuan karyawan dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan standar uraian pekerjaan yang sudah
ditetapkan sebelumnya
2.7 Pelatihan
Supervisor
Supervisor
bisa terwujud jika pimpinan memiliki karakteristik supervisor yang ideal, yaitu
supervisor yang ahli untuk menyelesaikan masalah teknis pekerjaan, mampu
merangkul dan memotivasi seluruh bawahan serta menjadi pemberi saran
pengembangan kepada pihak manajerial (Sutanto dan Anggrainy,
2011;
Saeed, dkk, 2013; Certo, 2013; Kula dan Guler, 2014) Karakteristik supervisor
ideal dapat dibentuk dengan menerapkan sejumlah keterampilan supervisor, yaitu
keterampilan teknis, membuat keputusan, konseptual, dan membangun hubungan
dengan orang lain (Certo, 2013). Keterampilan ini disebut sebagai supervisor
skill (Pierce dan Rowell, 2006). Salah satu hal yang mampu mengakomodasi proses
pembelajaran dan pembentukan supervisor skill adalah melalui pelatihan (Noe,
2005; Tahir, 2014). Sehingga, karakteristik pimpinan ideal yang merupakan
serangkaian ketrampilan dapat dilatih melalui pelatihan. Pelatihan untuk
melatih menjadi supervisor yang ideal adalah pelatihan supervisor skill.
Pelatihan
supervisor skill terbukti mampu meningkatkan keterampilan pimpinan (Pierce dan
Rowell, 2006; Lee, 2007). Pelatihan supervisor skill mampu meningkatkan
kepuasan kerja karyawan. Penelitian DeSpain (2008) dan Mua (2011) menunjukkan
pelatihan supervisor skill mampu meningkatkan ketrampilan para pimpinan dan
selaras dengan peningkatan kinerja serta kepuasan kerja dari para karyawan
terhadap atasannya.
Pengembangan
Organisasi
Definisi
Pengembangan Organisasi
Definisi
pengembangan organisasi menurut beberapa ahli :
1.
Herbert
J. Chruden (dalam Moekijat) : pengembangan organisasi berarti hal yang
berlainan bagi berbagai ahli dalam bidang ini, akan tetapi pada dasarnya
pengembangan organisasi merupakan suatu metode untuk memudahkan perubahan dan
pengembangan dalam orang-orang (misalnya dalam gaya, nilai, dan ketrampilan),
dalam teknologi ( misalnya dalam kesederhanaan yang lebih besar, dalam
kompleksitas), dan dalam proses dan struktur organisasi (misalnya dalam
hubungan, peranan).
2.
George
R. Terry (dalam Moekijat) : menurut definisi formal, pengembangan organisasi
mencakup usaha-usaha untuk meningkatkan hasil dengan memperoleh yang paling
baik dari para pegawai, baik secara individual maupun sebagai anggota kelompok
kerja.
3.
Prof.
Dr. Sondang P. Siagian (dalam Moekijat) : pengembangan organisasi, sebagai
teori manajemen, berarti serangkaian konsep, alat dan teknik untuk melakukan
perencanaan jangka panjang dengan sorotan pada hubungan antara kelompok kerja
dan individu dikaitkan dengan perubahan-perubahan yang bersifat structural.
Tujuan
Pengembangan Organisasi
Tujuan
pengembangan organisasi adalah untuk mengusahakan agar organisasi, melalui
orang atau pegawai dapat memecahkan masalah yang timbul di dalamnya.
Beckhard
mengikhtisarkan 5 tujuan operasional kegiatan pengembangan organisasi sebagai
berikut :
1.
Untuk
mengembangkan suatu sistem yang fleksibel, yang memperbaharui diri sendiri yang
dapat mengatur beberapa cara yang berlainan bergantung pada tugas yang
dihadapi.
2.
Untuk
menciptakan atau memperbaiki mekanisme umpan balik guna memberitahu anggota
organisasi betapa baiknya sistem yang stabil.
3.
Untuk
mendorong kerjasama yang tinggi dan persaingan yang rendah diantara bagian
organisasi yang saling bergantung.
4.
Untuk
menciptakan kondisi yang ideal yaitu pertentangan diantara anggota dikemukakan
secara terbuka dan dikendalikan. Sehingga pertentangan harus diterima sebagai
hal yang tidak dapat dihindarkan tapi ditangani secara terbuka.
5.
Untuk
mencapai titik pertemuan dalam pengambilan keputusan yang didasarkan atas
wewenang pengetahuan bukan atas jabatan organisasi.
Ciri-ciri
Pengembangan Organisasi
13
ciri umum pengembangan organisasi, menurut Kenneth N. Wexley dan Gary A. Yukl:
1.
Pengembangan
organisasi mengandung suatu sistem organisasi total. Bahwa keseluruhan
organisasi harus terlibat, tetapi pengembangan organisasi dapat dimulai setiap
sub sistem relative bebas untuk menentukan rencana masa depan.
2.
Pengembangan
organisasi memandang organisasi dari sudut ancangan atau pendekatan sistem.
Organisasi dipandang sebagai serangkaian komponen utuh yang saling berhubungan
dan mempengaruhi
3.
Pengembangan
organisasi dibantu manajemen puncak.
4.
Sering
digunakan pelayanan seorang perantara perubahan pihak ketiga. Baik pihak dalam
yang bersifat eksternal dari sub sistem maupun pihak luar itu sendiri.
5.
Pengembangan
organisasi merupakan suatu usaha terencana. Hal ini mengandung diagnosis yang
sistematis,
1.
rencana
terinci untuk memperbaiki keadaan dan pengarahan sumber daya untuk melaksanakan
program.
6.
Pengembangan
organisasi dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan dan kesehatan organisasi.
7.
Pengembangan
organisasi menggunakan pengetahuan ilmu perilaku. Hal ini didasarkan atas
pengetahuan dan teknologi yang diperoleh dari berbagai bidang : kepemimpinan,
komunikasi, motivasi, penentuan tujuan, sikap, struktur, hubungan anggota.
8.
Pengembangan
organisasi merupakan suatu proses jangka panjang.
9.
Pengembangan
organisasi merupakan suatu proses yang terus-menerus, tanpa berhenti.
10.
Pengembangan
organisasi terutama memusatkan pada pengubahan sikap, perilaku, dan hasil kerja
kelompok atau tim organisasi, ketimbang pada individu
11.
Pengembangan
organisasi bertumpu pada pengalaman s eperti bertentangan dengan kemampuan
didaktik.
12.
Pengembangan
organisasi menggunakan suatu model campur tangan riset tindakan.
13.
Pengembangan
organisasi menekankan pentingnya penentuan tujuan dan kegiatan perencanaan
Masalah
yang Dapat Dipecahkan Melalui Pengembangan Organisasi
1.
Pertentangan
tujuan
2.
Komunikasi
yang tidak baik
3.
Pertentangan
didiamkan
4.
Kerjasama
yang kurang baik
5.
Persaingan
yang bersifat merusak
6.
Pengambilan
keputusan yang salah
7.
Tanggapan
yang lamban terhadap perubahan
8.
Kurangnya
motivasi
Karakeristik
Pengembangan Organisasi
1.
Terencana.
Pengembangan Organisasi adalah pendekatan berdasarkan data terhadap perubahan
yang melibatkan semua unsure yang tercakup dalam perencanaan manajerial.
Pengembangan Organisasi mencakup penetapan tujuan, perencanaan tindakan,
penerapan, pemantauan (monitoring), dan pelaksanaan tindakan perbaikan bila
diperlukan
2.
Berorientasi
masalah. Pengembangan Organisasi berupaya menerapkan teori dan penelitian dari
sejumlah disiplin, termasuk ilmu perilaku, untuk memecahkan berbagai masalah
organisasi.
3.
Mencerminkan
pendekatan sistem. Pengembangan Organisasi adalah pendekatan sistemik dan
sistematik. Pengembangan Organisasi merupakan cara untuk lebih mengaitkan
sumber daya manusia dan potensi organisasi dengan tekhnologi, struktur, dan
proses manajemennya.
4.
Merupakan
bagian integral dari proses manajemen. Pengembangan Organisasi bukanlah sesuatu
yang dilakukan terhadap organisasi oleh pihak luar. Pengembangan Organisasi
merupakan cara mengelola proses perubahan organisasi.
5.
Pengembangan
Organisasi bukan strategi “mapan”. Pengembangan Organisasi adal proses
berkelanjutan yang berlangsung terus menerus. Pengembangan Organisasi bukanlah
serangkaian aktifitas ad-hoc yang dirancang untuk menerapkan perubahan
spesifik. Diperlukan waktu bagi
1.
Pengembangan
Organisasi untuk menjadi cara hidup dalam organisasi.
6.
Berfokus
pada peningkatan. Pengembangan Organisasi menekankan peningkatan bukan sekedar
ditujukan bagi organisasi yang sakit atau sehat. Pengembangan Organisasi
merupakan peningkatan yang bermanfaat bagi semua organisasi.
7.
Berorientasi
tindakan. Focus Pengembangan Organisasi adalah pada penyelesaian dan hasil.
8.
Berdasar
teori dan praktek yang sehat. Pengembangan Organisasi bukan tipu muslihat atau
pekerjaan iseng. Pengembangan Organisasi berdasar teori dan penelitian dari
sejumlah disiplin.
2.8 Arti penting
sumber daya manusia
Pembangunan suatu bangsa memerlukan aset
pokok yang disebut sumber daya (resources), baik sumber daya alam (natural
resources), maupun sumber daya manusia (human resources). Kedua sumber daya
tersebut sangat penting dalam menentukkan keberhasilan suatu pembangunan.
Pengembangan sumber daya manusia, dapat
dilihat dari dua aspek, yaitu kuantitas dan kualitas. Pengertian kuantitas
menyangkut jumlah sumber daya manusia. Kuantitas sumber daya manusia tanpa
disertai dengan kualitas yang baik akan menjadi beban pembangunan suatu bangsa.
Sedangkan kualitas, menyangkut mutu sumber
daya manusia yang menyangkut, baik kemampuan fisik maupun kemampuan non fisik
(kecerdasan dan metal). Oleh sebab itu untuk kepentingan akselerasi suatu
pembangunan di bidang apapun, maka peningkatan kualitas sumber daya manusia
merupakan salah satu syarat utama.
Kualitas sumber daya manusia yang
menyangkut dua aspek, yakni aspek fisik (kualitas fisik) dan non fisik
(kualitas non fisik) yang menyangkut kemampuan bekerja, berfikir, dan
ketrampilan lain. Oleh sebab itu, upaya meningkatkan kualitas sumber daya
manusia dapat diarahkan pada kedua aspek tersebut. Untuk menentukkan kualitas
fisik dapat diupayakan melalui program peningkatan kesehatan dan gizi.
Sedangkan untuk peningkatkan kualitas non fisik, maka upaya pendidikan dan
pelatihan sangat diperlukan. Upaya inilah yang dimaksudkan dengan pengembangan
sumber daya manusia.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
yang dimaksud dengan pengembangan sumber daya manusia (human resources
development) secara makro, adalah suatu proses peningkatan kualitas atau
kemampuan manusia dalam rangka mencapai tujuan pembangunan bangsa. Proses
meningkatan di sisni mencangkup perencanaan pengembangan dan pengolahan sumber
daya manusia.
Secara mikro, dalam arti lingkungan suatu
unit kerja (Depertemen atau organisasi yang lain), maka sumber daya manusia
adalah tenaga kerja atau pegawai di dalam suatu organisasi, yang mempunyai
peran penting dalam mencapai keberhasilan. Fasilitas yang canggih dan lengkap,
belum merupakan jaminan akan berhasilanya suatu organisasi tanpa diimbangi oleh
kualitas manusia akan memanfaatkan fasilitas tersebut.
Di pihak lain, suatu organisasi di
tengah-tengah masyarakat mempunyai misi dan tujuan ini, sehingga di rencanakan
kegiatan atau program, yang selanjutnya untuk pelaksanaan, pemantauan dan
evaluasi kegiatan tersebut diperlukan tenaga yang profesional atau yang
berkualitas baik. Di samping itu, dengan ditemukan peralatan dan fasilitas baru
dan sebagainya, apabila organisasi tersebut mengikuti arus perkembangan jaman,
maka harus memiliki peralatan termaksud. Sebagai konsekuensinya, pegawai yang
dimiliki harus disesuaikan, minimal diberi pendidikan dan pelatihan agar
pemakaian alat baru tersebut dapat efisien. Hal ini membuktikan bahwa sumber
daya manusia dalam suatu organisasi dilingkungan masyarakat memerlukan
peningkatan atau pengembangan, agar mencapai hasil kerja optimal.
Akhirnya dapat disimpulkan bahwa
pengembangan sumber daya manusia secara mikro adalah suatu proses perencanaan
pendidikan dan pelatihan dan pengolahan pegawai untuk mencapai hasil yang
optimal. Hasil ini dapat berupa jasa, benda, atau uang. Dari batasan tersebut
dapat diartikan bahwa proses pengembangan sumber daya manusia terdiri dari
perencanaan (planning) pendidikan dan pelatihan (education and training), dan
pengolahan (management).
2.9 Pengembangan
sumber daya manusia melalui diklat
Dari sudut pandang langsung organisasi,
pengembangan seseorang di tempat kerja dapat membantunya lebih kompeten
melakukan pekerjaan. Ini akan makin meningkatkan mutu produktivitas diri
produktivitas organisasi. Pengembangan SDM yang ada jauh lebih murah daripada
merekrut dan mendidik pegawai baru, investasi pengembangan SDM akan mengurangi
biaya operasi organisasi dan mampu menghasilkan kepuasan masyarakat yang lebih
besar. Pelatihan dan pengembangan SDM begitu penting jika organisasi pemerintah
tidak mengembangkannya, maka organisasi akan kehilangan potensi pegawainya.
Organisasi yang tidak memberi harapan bagi
orang-orang yang mempunyai keterampilan kemungkinan hanya akan memiliki pegawai
yang tidak terampil dan tidak dapat diandalkan. Dalam kata – kata yang lebih
positif, organisasi yang berkembang adalah organisasi yang pengembangan SDM nya
terus menerus.
Strategi yang dapat ditempuh dalam pembinaan
pengembangan SDM aparatur dimulai dari pengkajian kebutuhan diklat (need
assesment) untuk suatu program, persiapan dan pelaksanaan pendidikan, evaluasi
pasca pelatihan, pemberdayaan serta dukungan anggaran yang memadai.
Selain itu pengembangan SDM melalui Diklat,
diklat yang dilaksanakan harus dikembangkan dalam teknis pelaksanaannya.
Sehingga diklat yang dilaksanakan harus berbasis inovatif sehingga pegawai
merasa nyaman dan tertarik untuk mengikuti Diklat, Diklat jangan dijadikan
objek laluan hanya sebatas pelaksanaan tanpa hasil maksimal, sudah semestinya
Diklat adalah proses pencetakan kualitas SDM.
Dibanyak
organisasi pegawai antusias ketika ditawarkan untuk mengikuti Diklat, karena
pegawai merasa yakin ketika mereka mengikuti Diklat mereka akan mendapat
pengetahuan baru dan ketika berhasil pegawai akan mendapatkan penghargaan dari
organisasi.
2.10
Pengembangan melalui penugasan
Untuk mengembangkan skill karyawan bisa
dilakukan dengan penugasan melalui jabatan-jabatan. Namun sebelum karyawan
ditugaskan melalui jabatan karyawan harus diikutkan dalam seminar serta
pelatihan. Dalam seminar dan pelatihan, karyawan akan dilatih untuk mengerjakan
suatu pekerjaan tertentu hingga mahir dan menguasai. Nantinya hasil dari
pelatihan ini akan berguna untuk implementasi di dalam jabatannya. Untuk
penugasan dalam jabatan tentunya karyawan akan diawasi oleh pihak yang lebih
tinggi darinya. Karyawan yang mempunyai pengetahuan luas serta terampil tentunya
akan mempunyai nilai lebih di mata pimpinannya, sehingga ini akan berdampak
dengan berkurangnya frekuensi pengawasan dari pimpinannya. Karena tujuan utama
dari pelatihan itu adalah untuk memelihara, meningkatkan kinerja serta tanggung
jawab karyawan terhadap pekerjaannya.
2.11
Pengembangan melalui mutase/promosi
•
Mutasi
Mutasi
adalah perpindahan pekerjaan seseorang dalam suatu organisasi yang memiliki
tingkat level yang sama dari posisi perkerjaan sebelum mengalami pindah kerja.
Kompensasi gaji, tugas dan tanggung jawab yang baru umumnya adalah sama seperti
sedia kala.
Tujuan
mutasi menurut Mudjiono (2000) adalah sebagai berikut :
1.
Untuk
meningkatkan poduktivitas kayawan.
2.
Untuk
memperluas atau menambah pengetahuan karyawan.
3.
Untuk
menghilangkan rasa bosan/jenuh tehadap pekerjaannya.
4.
Untuk
memberikan perangsang agar karyawan mau berupaya meningkatkan karir yang lebih
tinggi.
5.
Untuk
alat pendorong agar spirit kerja meningkat melalui pesaingan terbuka.
6.
Untuk
menyesuaikan pekerjaan dengan kondisi fisik karyawan.
Sebab-sebab
pelaksanaan mutasi menurut Siswandi (1999) digolongkan sebagai berikut :
a.Permintaan
sendiri
Mutasi
atas permintaan sendiri adalah mutasi yang dilakukan atas keinginan sendiri
dari karyawan yang bersangkutan dan dengan mendapat persetujuan pimpinan
organisasi.
b.Alih
Tugas Produktif (ATP)
Alih
tugas produktif adalah mutasi karena kehendak pimpinanan perusahaan untuk
meningkatkan produksi dengan menempatkan karyawan yang bersangkutan ke jabatan
atau pekerjan yang sesuai dengan kemampuannya.
•
Promosi
Promosi
adalah penghargaan dengan kenaikan jabatan dalam suatu organisasi ataupun
instansi baik dalam pemerintahan maupun non pemerintah (swasta).
Pedoman
yang dijadikan dasar untuk mempromosikan karyawan atau pegawai menurut Handoko
(1999) adalah:
1.
Pengalaman
(lamanya pengalaman kerja karyawan).
2.
Kecakapan
(keahlian atau kecakapan).
3.
Kombinasi
kecakapan dan pengalaman (lamanya pengalaman dan kecakapan).
Syarat-Syarat
Promosi
Persyaratan
promosi untuk setiap perusahaan tidak selalu sama tergantung kepada perusahaan/lembaga
masing-masing. Tetapi secara umumnya meliputi pengalaman, tingkat pendidikan,
loyalitas, kejujuran, tanggung jawab, prestasi kerja serta inisiatif dan
kreatif.
2.12
Pengembangan melalui GKM
Gugus
Kendali Mutu (GKM) adalah sekelompok kecil karyawan yang terdiri dari 3-8 orang
dari unit kerja yang sama, yang dengan sukarela secara berkala mengadakan
pertemuan untuk melakukan kegiatan pengendalian mutu di tempat kerjanya dengan
menggunakan alat kendali mutu dan proses pemecahan masalah.
Contoh
Alat Pengendali Mutu:
✓ Pareto Chart
✓ Scatter Diagram
✓ Control Chart
✓ Histogram
✓ Check Sheet
Tujuan
Utama Gugus Kendali Mutu (GKM)
Tujuan
utama dari GKM adalah untuk membahas permasalahan yang terjadi di perusahaan
serta member solusi dan mencari pemecahan masalahnya kepada pihak manajemen
perusahaan.
Melalui
kegiatan GKM ini perusahaan dapat memotivasi karyawan dalam meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah oleh karyawan, meningkatkan keterlibatan karyawan
dan menanamkan kesadaran kepada karyawan mengenai pentingnya pencegahan masalah
dalam perusahaan.
2.13
Pengembangan melalui Waskat
Pengawasan
melekat (Waskat) yaitu pengawasan yang dilakukan oleh setiap pimpinan terhadap
bawahan dan satuan kerja yang dipimpinnya.
Di
dalam waskat ada 8 unsur yang harus diperhatikan:
1)
Pengorganisasian
Organisasi
membutuhkan adanya struktur organisasi dan uraian tugas yang jelas. Struktur
organisasi dibuat untuk memberikan kejelasan tentang kedudukan, fungsi,
kewenangan, dan
tata
kerja yang berlaku didalamnya. Uraian tugas yang jelas dibutuhkan untuk
memastikan adanya pendelegasian wewenang, batas tanggung jawab, tugas, dan
fungsi. Seluruh tugas harus terbagi habis.
2)
Personil
Kegiatan
pembinaan personil dilakukan mulai dari proses rekruitmen sampai dengan
pemberhentian, antara lain:
✓ formasi pegawai harus ditentukan secara
tepat.
✓ penerimaan dan penempatan pegawai harus
didasarkan pada formasi yang kosong dengan seleksi yang obyektif.
✓ pendidikan dan pelatihan untuk
meningkatkan kemampuan, keahlian,dan keterampilan serta pengembangan karier
pegawai.
✓ perencanaan dan pengembangan karier
yang jelas.
✓ sistem penghargaan yang dapat
memotivasi pegawai dan pemberian sanksi yang memiliki efek jera bagi pegawai.
✓ pemberhentian pegawai dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3)
Kebijakan
Kebijakan
merupakan pedoman yang ditetapkan oleh pimpinan satuan organisasi/kerja untuk
mendorong tercapainya tujuan satuan organisasi/kerja.
Suatu
kebijakan yang baik harus memenuhi beberapa kriteria berikut:
a.
jelas dan tertulis
b.
dapat secara efektif dikomunikasikan kepada seluruh personil dalamorganisasi
c.
dapat memberikan motivasi pencapaian tujuan, program atau target
d.
tidak boleh tumpang tindih dan harus ditinjau kembali secara berkala
e.
transparan dan memberi unsur komunikasi timbal balik antara stafdengan pimpinan
f.
dapat meningkatkan disiplin kerja para pegawai
g.
konsisten dengan tujuan organisasi
4)
Perencanaan
Perencanaan
merupakan suatu proses penetapan tujuan serta langkah-langkah kegiatan yang
akan dilakukan pada masa datang dengan sumber daya yang diperlukan dalam rangka
mewujudkan pencapaiantujuan organisasi.
5)
Prosedur
Prosedur
harus dibuat secara tertulis,sederhana, mudah dimengerti, disosialisasikan
kepada pihak yang ber-kepentingan, dan memberikan pelayanan prima kepada
pemakai jasa(users). Suatu prosedur yang memenuhi kriteria tersebut di atas dan
dipatuhi pelaksanaannya, dengan sendirinya akan membentuk jaringan Waskat yang
andal.
6)
Pencatatan
Pencatatan
merupakan proses pendokumentasian transaksi/kejadian secara sistematis yang
relevan dengan kepentingan organisasi instansi.Pencatatan juga mencakup proses
pengolahan data yang diperoleh menjadi informasi dalam bentuk keluaran olahan
data atau laporan.
Suatu
pencatatan yang baik harus memenuhi beberapa kriteria berikut:
a.
dirancang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi organisasi
b.
prosedur pencatatan dan manualnya harus disusun dengan baik dancermat
c.
sistem pencatatan harus didukung dengan kebijakan yang jelas danmemadai
d.
pencatatan harus menggunakan dokumen sumber, formulir, tabulasi,daftar-daftar
statistik, dan buku-buku yang dirancang secaramemadai
e.
lengkap dan informatif
f.
mentaati sistem dan prosedur kerja yang telah ditetapkan
g.
diselenggarakan secara akurat dan tepat waktu
h.
diselenggarakan secara sederhana, konsisten, runtut, danterintegrasi
i.
dipisahkan dari fungsi penguasaan dan fungsi penyimpanan
j.
direviu secara berkala.
7)
Pelaporan
Pelaporan
yang baik harus memenuhi beberapa kriteria berikut:
a.
mengandung kebenaran, obyektif, dan dapat dibuktikan
b.
jelas dan akurat
c.
langsung mengenai sasaran
d.
lengkap
e.
tegas dan konsisten
f.
tepat waktu
g.
tepat penerimanya; dan mempertimbangkan faktor manfaat dan biaya.
8)
Super visi dan revieu intern
Supervisi
merupakan pengawasan unsur pimpinan terhadappelaksanaan tugas yang dilaksanakan
oleh stafnya. Reviu intern adalah suatu aktivitas untuk mengevaluasi
pelaksanaan kebijakan, program,dan kegiatan yang telah ditetapkan yang
dilakukan oleh pimpinan ataupejabat yang berwenang bersama-sama dengan staf
pimpinan atau dila-kukan oleh APIP, terhadap pelaksanaan tugas yang diberikan.
Dalam kata lain reviu intern
adalah
memeriksa apakah seluruh sistem pengendalian telah berfungsi secara baik, serta
untuk memastikan keberhasilan pencapaian misi organisasi.
The King Casino Online ᐈ Get 50% up to €/$100 + 50 Free Spins
ReplyDeleteGet 50% up herzamanindir.com/ to €/$100 + 1등 사이트 50 Free titanium earrings Spins https://jancasino.com/review/merit-casino/ · Visit the official site · Log in to your Casino Account https://vannienailor4166blog.blogspot.com/ · If you do not agree to the terms of the terms of the agreement,