PENILAIAN PRESTASI KERJA
Penilaian prestasi kerja merupakan suatu pedoman dalam
bidang personalia untuk mengetahui dan menilai hasil kerja karyawan selama
periode tertentu.
Faktor prestasi
kerja yang perlu dinilai
1.
Kuantitas Kerja Hasil kerja sesuai dengan waktu
kerja yang ada, yang perlu diperhatikan bukan hasil rutin tetapi seberapa cepat
pekerjaan dapat diselesaikan.
2.
Kualitas Kerja Mutu hasil kerja yang didasarkan
pada standar yang ditetapkan. Biasanya diukur melalui ketepatan, ketelitian,
keterampilan, kebersihan hasil kerja.
3.
Keandalan Dapat atau tidaknya karyawan
diandalkan adalah kemampuan memenuhi atau
mengikuti
instruksi, inisiatif, hati-hati, kerajinan dan kerjasama.
4.
Inisiatif Kemampuan mengenali masalah dan
mengambil tindakan korektif. Memberikan saran-saran untuk peningkatan dan
menerima tanggung jawab menyelesaikan.
5.
Kerajinan Kesediaan melakukan tugas tanpa adanya
paksaan dan juga yang bersifat rutin
6. Kehadiran
Keberadaan karyawan ditempat kerja untuk bekerja sesuai dengan waktu atau jam
kerja yang telah ditentukan.
Tujuan dan Manfaat
Penilaian Prestasi
Tujuan dari penilaian prestasi kerja karyawan Menurut
Nasution (2000:93) :
1.
Mempunyai atau memberi pengaruh sebagai pemberi
motivasi.
2.
Merangsang peningkatan dan pengembangan rasa
tanggung jawab.
3.
Menumbuhkan rasa ketergantungan kepada
perusahaan.
4.
Meningkatkan produktivitas karyawan apabila
mereka tahu maksud dan tujuan penilaian
5.
Meningkatkan pengertian antara atasan dan
bawahan.
6.
Dimaksudkan untuk menaikkan gaji dan memberi
promosi.
7.
Mengantisipasi kebutuhan akan pelatihan dan
pengembangan karyawan.
8.
Mengevaluasi efektivitas dari keputusan seleksi
dan penempatan karyawan.
9.
Perencanaan sumber daya manusia.
10. Menghindari
pilih kasih manajer terhadap karyawan.
11. Karyawan
mengetahui usaha yang dilakukan perusahaan untuk dirinya.
12. Mengukur
keberhasilan kepemimpinan seseorang
Manfaat penilaian prestasi kerja dalam suatu organisasi:
1.
Peningkatan prestasi kerja
2.
Kesempatan kerja yang adil
3.
Kebutuhan-kebutuhan pelatihan pengembangan
4.
Penyesuaian kompensasi
5.
Keputusan promosi dan demosi
6.
Kesalahan-kesalahan desain pekerjaan
7. Penyimpangan
proses rekruitmen dan seleksi
Metode Penilaian
Prestasi Kerja
Metode penilaian prestasi kerja menurut Rivai (2006:309):
1.
Penilaian prestasi kerja berorientasi pada masa
lalu
a.
Rating
Scale (Skala Penilaian)
Atasan langsung
memberikan penilaian kepada karyawan menggunakan skala yang biasanya berupa
angka atau huruf.
b. Checklist
Dilakukan oleh
atasan langsung, bertujuan untuk mengurangi beban penilai karena tinggal
memilih kalimat pernyataan yang menggambarkan karakteristik dan prestasi kerja
karyawan.
c.
Metode Peristiwa Kritis
Berdasarkan pada
catatan-catatan penilai menganai perilaku karyawan yang sangat baik atau sangat
buruk berkaitan dengan kerjanya.
d.
Metode Peninjauan Lapangan
Turun langsung
ke lapangan untuk mengevaluasi kinerja karyawan secara langsung.
e.
Tes dan Observasi
Karyawan akan
diberikan pertanyaan tertulis untuk mengukur seberapa kemampuan dan
pengetahuannya.
f.
Metode Evaluasi Kelompok
Terdiri dari
Metode Ranking, Grading atau Forced Distribution, dan Point Allocation Method.
2.
Penilaian prestasi kerja berorientasi pada masa
depan
a.
Penilaian Diri : apabila karyawan menilai
dirinya sendiri, perilaku defensif
cenderung tidak terjadi, sehingga upaya perbaikan diri juga cenderung
dilaksanakan.
b.
Penilaian Psikologis : perusahaan bekerjasama
dengan psikolog.
c.
Teknik Pusat Penilaian : dilakukan jika
perusahaan memiliki tim penilai khusus m untuk mengidentifikasi kemampuan
manajemen di masa depan.
d. Pendekatan
Management by Objective : karyawan dan penyedia secara bersama-sama menetapkan
tujuan atau sasaran pelakasanaan kerja di waktu yang akan datang.
Prosedur Penilaian
Prestasi Kerja Karyawan
Menurut Soeprihanto (2001:32 – 34), prosedur pelaksanaan
penilaian prestasi kerja karyawan
adalah:
1.
Bagian personalia mengirimkan daftar penilaian
pelaksanaan pekerjaan kepada setiap
pejabat yang memiliki bawahan dalam lingkungan pengawasan atau
bimbingannya.
2.
Pejabat penilai wajib melaksanakan penilaian
atau hasil kerja para karyawan.
3.
Setelah menilai dan mengisi daftar penilaian
pelaksanaan pekerjaan, daftar tersebut diberikan pada karyawan yang dinilai.
4.
Apabila karyawan yang dinilai keberatan,
keberatan tersebut diajukan kepada atasan pejabat penilai melalui hierarki
jabatan dalam jangka waktu tertentu.
5.
Karyawan yang dinilai wajib mengembalikan daftar
penilaian pelaksanaan pekerjaan kepada pejabat penilai dalam batas waktu
tertentu.
6.
Setelah karyawan yang dinilai mempelajari dan
menyetujui penilaian, maka pejabat penilai menyampaikan daftar penilaian tanpa
catatan atau perbaikan.
7.
Jika karyawan yang dinilai keberatan, pejabat
penilai menyerahkan daftar penilaian kepada atasan pejabat penilai.
8.
Atasan pejabat penilai memeriksa daftar
penilaian yang disampaikan kepadanya.
9.
Apabila atasan pejabat penilai mendapatkan
bukti-bukti yang logis, maka atasan pejabat penilai dapat melakukan perubahan.
10.
Tanda tangan pejabat penilai menunjukkan
keputusan yang terakhir dan tidak dapat diubah lagi.
11. Apabila
terdapat kejanggalan, mereka wajib menelaah dan meneliti kembali daftar
tersebut.
Analisis Jabatan
Dalam
kaitannya dengan proses penilaian prestasi kerja para karyawan, analisis
jabatan mempunyai peranan yang penting. Yang dimaksud analisis jabatan ialah
suatu proses penentuan tentang hakikat suatu jabatan atau pekerjaan tertentu
didalam suatu organisasi.
Comments
Post a Comment